Jumat, 13 Juni 2008

Liku-liku Menuju Kesuksesan Menjadi Direktur Keuangan


Dari Kerja Harian Lepas Hingga Direktur Keuangan

Di lingkungan Pelabuhan Indonesia, khususnya Pelabuhan IV, sosok Mulyono tidak asing lagi. Pria kelahiran Klaten Jateng tahun 1956 ini, telah lama malang melintang di dunia kepelanuhanan, hingga terakhir kini mendapatkan tugas ‘mengolah’ uang perusahaan, dengan jabatan Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV.

Stengah mengenang perjalanan kariernya, saat berbincang dengan Maritim beberapa waktu silam diruangannya, Mulyono yang biasa disapa “pak Mul” ini mengatakan, meskipun ia dibesarkan dari keluarga pengusaha yang serba kecukupan, namun dirinya tak mau menyusahkan orang tua.

Sejak duduk di bangku SMP ia memiliki cita-cita keliling dunia yang luas ini ingin dicapainya,”Caranya dengan terus menambah ilmu pendidikan dan tekun bekerja pastinya,” kata pria yang suka musik rock.

Kala itu dirinya terobsesi dari sebuah bugkus rokok yang bertuliskan Paris, London, dan Tokyo sehingga ia kepingin mengenal negara lain, “ Alhamdulillah ternyata itu tlah kesampaian, tempat-tempat itu telah saya kunjungi,”tutur beliau mengenang.

Ilhwal perjalanan kariernya, pria yang masih kental dengan logat Jawanya ini mengaku, pernah kuliah jurusan pertambangan hingga semester II. Kemudian beliau “banting setir” dengan mengambil Jurusan Akuntansi UGM (Universitas Gajah Mada) lulus tahun 1983. setelah lulus beliau masuk bekerja di Pelabuhan, yang waktu itu kondisinya pelabuhan akan dilikuidasi dari BPP ke Perum. Ketika itu beliau diajak oleh kawannya untuk bekerja di Pelabuhan Priok sebagai tenaga harian lepas.” Saya ikut membantu proses likuidasi itu,”katanya.

Selama bekerja dirinya sempat ditawari untuk bekerja di Pertamina tapi tawaran itu ditolaknya,”pikiran saya waktu itu belum pasti mau kemana dan perkerjaan apa yang cocok, waktu di Priok aja, terus terang saya cuma iseng sambil mencari pengalaman,”ucapnya.

Namun nasib siapa yang tahu ,”Waktu saya masih jadi tenaga harian saya juga diikutkan masuk sebagai tim konsultan Pelindo, saat itu Pelindo mendapat pinjaman dari Bank Dunia 240 Juta dollar untuk rencana pengembangan di beberapa pelabuhan,”kata Mulyono.

Berkat kinerjanya yang bagus, akhirnya tahun 1984 ia diangkat sebagai pegawai Pelindo II dengan jabatan Staff Divisi Keuangan Pelabuhan Priok. Kemudian diangkat Supervisor Keuangan, setelah itu pindah ke Divisi Petikemas.

Sepertinya angina keberuntungan memihaknya sehingga perusahan mengirimnya belajar ke luar negeri, jurusan diploma program Port and Shipping Manajemen di Belanda tahun 1990. setelah lulus setahun beliau melanjutkan program Master jurusan yang sama.

“Sesudah itu saya lanjut lagi, ambil S2 jurusan Industrialisasi dan Strategi Bisnis di Kota Maastrichs, Belanda, “jelasnya.
Setelah mencapai masternya, nasib baik berpihak padanya. Beliau diangkat sebagai Kepala Divisi Keuangan Pelabuhan Priok tahun 1992, satu tahun pada bidang itu beliau dipindahkan sebagai Kepala Divisi Usaha Terminal.

Ide cemerlangnya pada Divisi Usaha Terminal itu, adalah beliu mengusulkan agar Terminal Petikemas Priok menjadi anak perusahaan dengan nama MTI tahun 1995, tetapi usulanya tidak diterima. Kemudia tahun 2001 manajemen kembali “mendengar” ide beliau tentang perubahan Divisi itu dan akhirnya beliau menjadi Ketua Tim pembentukan anak perusahaan terminal yang kini menjadi MTI (Multi Terminal Indonesia).

Beberapa “kereta” perusahaan yang pernah beliau jalani antara lain yaitu MTI, RS Pelbuhan II sebagi Komisaris dan pernah juga kerja di JITC.

Sampai akhir tahun 2002 dirinya diangkat menjadi Direktur Keuangan PT Pelabuhan IV di Makassar, selama perjalanannya cita-citanya untuk keliling dunia hampir tercapai.

“Hampir di semua kota-kota besar di Negara besar telah saya singgahi termasuk Paris, London, Tokyo, Sidney dan Eropa, tinggal Brasil dan Wina (Austria) mas,”katanya setengah ingin merealisasikannya.

Saat beliau masuk ke Pelabuhan IV itu, katanya, kas perusahaan hanya kurang lebih Rp. 69 Miliar, sedangkan hutang perusahaan Rp. 280 Miliar.

“Posisi sekarang hutang Pelabuhan IV sudah tidak ada, bahkan sampai saat ini perusahaan sudah sehat dan tanpa hutang,”katanya.
Dikatakan Pelabuhan IV telah berinvestasi sebesar Rp. 10 Miliar dan saat ini Kas Perusahaan mencapai sekitar Rp 100 Miliar. Soal kesejahteraan pegawai juga kian meningkat.

Kinerja PT Pelabuhan Indonesia IV patut diacungi jempol sebab perusahaan “plat merah” ini menunjukkan hasil sangat signifikan,”kami akan terus mengoptimalkan pemegang saham (pemerintah), dalam arti bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga memberikan kepuasan bagi pengguna jasa,”jelas Mulyono, optimis dengan kinerjanya. (Datin Pelindo Nnk)

Tidak ada komentar: