Rabu, 18 Juni 2008

Ulasan Singkat Para Komisaris

Ulasan Singkat
Para Komisaris Pelabuhan IV

Zulkarnain Oeyoeb
( Komisaris Utama PT Pelindo IV)
Bapak kelahiran Sawahlunto Sumatra Barat, 6 September 1950 yang dipercaya menjadi Komisaris Utama di Pelabuhan IV saat ini juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri bidang Regulasi dan Keselamatan Perhubungan. Meraih gelar Sarjana Hukum dan menikah dengan Erlies Zuraida M. menjadi Ketua Umum DPP Bapor KORPRI Nasional periode 2002 – 2009. pernah menjadi komisaris di perusahaan ini pada periode 1993 – 1998 dan merupakan mantan Komisaris Utama Pelabuhan I periode 2002 – 2007.
Waldi Murad (Dewan Komisaris PT Pelindo IV)
Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut tahun 2006 ini lahir di Pekanbaru, 28 Nopember 1950. Bersama istrinya, Haslinda, telah dikaruniai tiga orang putra. Menyelesaikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Padang lalu melanjutkan ke AKABRI Laut dan lulus tahun 1973. Pernah menjabat Panglima Armatim tahun 2005, Komandan Kodila tahun 2004, serta sederet jabatan dan prestasi lainnya.

Boedidojo (Dewan Komisaris PT Pelindo IV)
Lahir di Probolinggo, 23 Juli 1942 dan menikah dengan Pudjiningsih dan telah memiliki sepasang putera – putri. Masuk Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya dan lulus tahun 1966. kemudian lanjut di Sekolah Intelijen Angkatan Laut (SEKINTAL) tahun 1973 – 1974 dan Sekolah Komando Angkatan Laut (SESKOAL) tahun 1981 – 1982 di Jakarta. Pernah mengikuti Amphibious Planning Course di San Diego tahun 1985. telah menempati berbagai posisi di dalam dan luar negeri, dari Danton hingga Atase Pertahanan. Pernah pula menjadi Konjen RI di Melbourne Australia tahun 2000 hingga 2003.

Harman R Pandipa (Dewan Komisaris PT Pelindo IV)
Lahir di Banggai Sulawesi Tengah, 13 April 1950. menjabat sebagai Asdep Bidang Privatisasi Aset Kementerian BUMN. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada tahun 1979. meraih 2 kali penghargaan Satya Lencana Karya Satya X tahun 1999 dan tahun 2006. dari istrinya, Sri Winarti, Harman R Pandipa dikaruniai tiga orang putri.

Saleh Pallu (Dewan Komisaris PT Pelindo IV)
Bapak kelahiran Pinrang, 10 September 1955 ini menyelesaikan program S1 dan S2 jurusan Teknik Sipil di Univesitas Kyushu, Fukuoka, Jepang. Saat ini juga menjabat Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar. Aktif di berbagai organisasi dan telah menelurkan sejumlah karya ilmiah dalam bidang ilmunya.
Saleh Pallu juga pernah memperoleh penghargaan sebagi Dosen Teladan di Unhas tahun 1998, dan Satya Lencana Karya Satya XX tahun 2003 dari Presiden RI. Beliau didampingi oleh istri tercinta, Bunga Dara Amin, dan telah dikaruniai tiga orang putra dan seorang putri.

Anwar Guricci (Dewan Komisaris PT Pelindo IV)
Diangkat menjadi komisaris beberapa bulan sebelum Dewan Komisaris dilantik. Jadi, inilah periode keduanya menjadi komisaris. Lahir di Pinrang, 12 Juni 1942. Dengan latar belakang bidang ekonomi, saat ini juga aktif di dunia pendidikan sebagai Dosen FE Program S1 dan S2 Unhas. Kekhususannya dalam manajemen Strategi, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Organisasi dan Bisnis.

Komisaris Utama dan Dewan Komisaris PT Pelindo IV Yang Baru


Selamat Datang
Pak Komisaris!
Pernyataan siapa Komisaris Utama dan para Komisaris baru PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang sekian bulan menjadi teka-teki, terjawab sudah.


Dibilang teka-teki karena ini dikaitkan dengan pernyataan Sofyan Djalil begitu beliau lantik menjadi Menteri Negara (Meneg) BUMN menggantikan Sugiharto pada Mei 2007. ketika itu Sofyan DJalil berjanji prioritas pertama yang akan beliau kerjakan begitu beliau dilantik jadi Meneg BUMN adalah membenahi direksi dan komisaris BUMN.
Ternyata, terealisasi dari ucapannya itu baru terlaksana setelah 5 bulan beliau menjadi Meneg BUMN sementara BUMN yang bakal beliau benahi masih antri.

“Ternyata susah ya menyelesaikan pergantian direksi BUMN tidak seperti yang saya bayangkan. Saya kira dulu satu bulan atau dua bulan sudah selesai. Ternyata setelah lima bulan saya menjadi meneg BUMN belum selesai semuanya. Ini karena BUMN cukup lama berada dalam birokrasi” ungkap Sofyan DJalil.

Jumat, 9 Nopember 2007 bertempat di kantornya di jalan Wahidin Raya Jakarta, Meneg BUMN Sofyan DJalil melantik para pejabat direksi dan komisaris yang baru di 28 BUMN.
Termasuk yang dilantik pada hari itu, Komisaris Utama plus empat anggota Komisaris yang baru PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Sebagai komisaris Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang baru yaitu Zulkarnaen Oeyoeb kelahiran SawahLunto (Sum-Ba). Beliau menggantikan Komisaris Utama sebelumnya Prof. Drs. H. Burhamzah, MBA.

Zulkarnaen Oeyoeb sebelumnya pernah jadi anggota Komisaris di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV tahun 1994-1998. Empat anggota dewan komisaris lainnya yang dilantik Meneg BUMN yakni Laksamana Madya (Purnawirawan) Waldi Murad (mantan WAKASAL), Boedidojo (pernah menjadi Atase Pertahanan Militer di Brazil dan Konjen RI di Melbourne Australia), Harman R Pandipa (alumnus Fekon UGM dan pernah jadi Komisaris PT. IKI) dan Prof. Dr. Ir. H.M. Saleh Pallu, M.Eng yang saat ini juga menjabat Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Satu-satunya Dewan Komisaris yang lama tapi masih berlanjut yaitu Drs. Anwar Guricci, beliau diangkat jadi komisaris pada tahun 2007 ini.

Anggota komisaris PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang lama yaitu H. Abdu Rahman Maklin,MBA , Drs Setyadi Sujono, Mustafa Husein SH MM, serta Drs. Ignatius Rusdonobanu MBA yang beralih jadi komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Banyak hal yang telah diperbuat oleh Dewan Komisaris yang telah lengser ini yang besar sekali artinya untuk kemajuan perusahaan. Keluarga Besar PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) sungguh sangat berterima kasih sekaligus menaruh harapan kepada Dewan Komisaris baru yang bersama perusahaan ini untuk kurun waktu minimal hingga lima tahun mendatang.

Deviden Interim 2,6 T
Untuk tahun buku 2007 Pemerintah mematok BUMN memasok deviden interim keperluan mengisi kocek pemerintah sebesar Rp. 2,6 Triliun. Ikwal pembebanan ini menurut Meneg BUMN Sofyan DJalil optimis Kementrian Negara BUMN sanggup memenuhi tuntutan sebesar itu.“Saya kira deviden interim sebesar Rp. 2,6 Triliun tidak masalah dan akan diambil dari pundi-pundi BUMNPertamina dn BUMN yang banyak kasnya”, ujar Meneg Sofyan DJalil yakin.
(diliris dari Majalah Triwulan Pelabuhan IV edisi 4-2007)

Jumat, 13 Juni 2008

Liku-liku Menuju Kesuksesan Menjadi Direktur Keuangan


Dari Kerja Harian Lepas Hingga Direktur Keuangan

Di lingkungan Pelabuhan Indonesia, khususnya Pelabuhan IV, sosok Mulyono tidak asing lagi. Pria kelahiran Klaten Jateng tahun 1956 ini, telah lama malang melintang di dunia kepelanuhanan, hingga terakhir kini mendapatkan tugas ‘mengolah’ uang perusahaan, dengan jabatan Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV.

Stengah mengenang perjalanan kariernya, saat berbincang dengan Maritim beberapa waktu silam diruangannya, Mulyono yang biasa disapa “pak Mul” ini mengatakan, meskipun ia dibesarkan dari keluarga pengusaha yang serba kecukupan, namun dirinya tak mau menyusahkan orang tua.

Sejak duduk di bangku SMP ia memiliki cita-cita keliling dunia yang luas ini ingin dicapainya,”Caranya dengan terus menambah ilmu pendidikan dan tekun bekerja pastinya,” kata pria yang suka musik rock.

Kala itu dirinya terobsesi dari sebuah bugkus rokok yang bertuliskan Paris, London, dan Tokyo sehingga ia kepingin mengenal negara lain, “ Alhamdulillah ternyata itu tlah kesampaian, tempat-tempat itu telah saya kunjungi,”tutur beliau mengenang.

Ilhwal perjalanan kariernya, pria yang masih kental dengan logat Jawanya ini mengaku, pernah kuliah jurusan pertambangan hingga semester II. Kemudian beliau “banting setir” dengan mengambil Jurusan Akuntansi UGM (Universitas Gajah Mada) lulus tahun 1983. setelah lulus beliau masuk bekerja di Pelabuhan, yang waktu itu kondisinya pelabuhan akan dilikuidasi dari BPP ke Perum. Ketika itu beliau diajak oleh kawannya untuk bekerja di Pelabuhan Priok sebagai tenaga harian lepas.” Saya ikut membantu proses likuidasi itu,”katanya.

Selama bekerja dirinya sempat ditawari untuk bekerja di Pertamina tapi tawaran itu ditolaknya,”pikiran saya waktu itu belum pasti mau kemana dan perkerjaan apa yang cocok, waktu di Priok aja, terus terang saya cuma iseng sambil mencari pengalaman,”ucapnya.

Namun nasib siapa yang tahu ,”Waktu saya masih jadi tenaga harian saya juga diikutkan masuk sebagai tim konsultan Pelindo, saat itu Pelindo mendapat pinjaman dari Bank Dunia 240 Juta dollar untuk rencana pengembangan di beberapa pelabuhan,”kata Mulyono.

Berkat kinerjanya yang bagus, akhirnya tahun 1984 ia diangkat sebagai pegawai Pelindo II dengan jabatan Staff Divisi Keuangan Pelabuhan Priok. Kemudian diangkat Supervisor Keuangan, setelah itu pindah ke Divisi Petikemas.

Sepertinya angina keberuntungan memihaknya sehingga perusahan mengirimnya belajar ke luar negeri, jurusan diploma program Port and Shipping Manajemen di Belanda tahun 1990. setelah lulus setahun beliau melanjutkan program Master jurusan yang sama.

“Sesudah itu saya lanjut lagi, ambil S2 jurusan Industrialisasi dan Strategi Bisnis di Kota Maastrichs, Belanda, “jelasnya.
Setelah mencapai masternya, nasib baik berpihak padanya. Beliau diangkat sebagai Kepala Divisi Keuangan Pelabuhan Priok tahun 1992, satu tahun pada bidang itu beliau dipindahkan sebagai Kepala Divisi Usaha Terminal.

Ide cemerlangnya pada Divisi Usaha Terminal itu, adalah beliu mengusulkan agar Terminal Petikemas Priok menjadi anak perusahaan dengan nama MTI tahun 1995, tetapi usulanya tidak diterima. Kemudia tahun 2001 manajemen kembali “mendengar” ide beliau tentang perubahan Divisi itu dan akhirnya beliau menjadi Ketua Tim pembentukan anak perusahaan terminal yang kini menjadi MTI (Multi Terminal Indonesia).

Beberapa “kereta” perusahaan yang pernah beliau jalani antara lain yaitu MTI, RS Pelbuhan II sebagi Komisaris dan pernah juga kerja di JITC.

Sampai akhir tahun 2002 dirinya diangkat menjadi Direktur Keuangan PT Pelabuhan IV di Makassar, selama perjalanannya cita-citanya untuk keliling dunia hampir tercapai.

“Hampir di semua kota-kota besar di Negara besar telah saya singgahi termasuk Paris, London, Tokyo, Sidney dan Eropa, tinggal Brasil dan Wina (Austria) mas,”katanya setengah ingin merealisasikannya.

Saat beliau masuk ke Pelabuhan IV itu, katanya, kas perusahaan hanya kurang lebih Rp. 69 Miliar, sedangkan hutang perusahaan Rp. 280 Miliar.

“Posisi sekarang hutang Pelabuhan IV sudah tidak ada, bahkan sampai saat ini perusahaan sudah sehat dan tanpa hutang,”katanya.
Dikatakan Pelabuhan IV telah berinvestasi sebesar Rp. 10 Miliar dan saat ini Kas Perusahaan mencapai sekitar Rp 100 Miliar. Soal kesejahteraan pegawai juga kian meningkat.

Kinerja PT Pelabuhan Indonesia IV patut diacungi jempol sebab perusahaan “plat merah” ini menunjukkan hasil sangat signifikan,”kami akan terus mengoptimalkan pemegang saham (pemerintah), dalam arti bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga memberikan kepuasan bagi pengguna jasa,”jelas Mulyono, optimis dengan kinerjanya. (Datin Pelindo Nnk)

Rabu, 11 Juni 2008

PELANTIKAN 18 PEJABAT BARU
DI LINGKUNGAN
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

Sebanyak 18 pejabat di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), baru-baru ini dilantik. Posisi jabatan tersebut Senior Manager Akuntansi, Pengawas Bidang Keuangan, Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Kelembagaan dan Humas, Asisten Senior Manager Bidang Keuangan, Operasi, Umum, Pemasaran dan Pengembangan serta Auditor.

Direktur Utama PT pelabuhan Indonesia IV (Persero) DJarwo Surjanto dalam sambutannya mengatakan pergantian ini bagian dari upaya pihak perusahaan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia, karena adanya perubahan pejabat structural dan adanya pejabat yang pensiun.
Dikatakannya juga untuk melakukan regenerasi pejabat, pihak manajemen melakukan upaya pemenuhan persyaratan.

“ Kemajuan suatu perusahaan sangat ditentukan dari sumber daya manusianya, penyiapan SDM yang memiliki kompentensi sesuai kualifikasi yang diisyaratkan, tidak dapat dihasilkan dalam jangka pendek, “ kata beliau.

Hal tersebut merupakan proses pembinaan dan pengembangan SDM secara terarah dan berkelanjutan. “Oleh karena itu dengan mutasi dan promosi pejabat dapat mewujudkan kaderisasi kepemimpinan, yang secara berjenjang untuk melahirkan terobosan baru dan karya nyata dalam pencapaian kinerja perusahaan yang lebih baik,” ujar Dirut.

Beliau menghimbau pejabat tersebut agar professional di bidangnya. Bagi pejabat yang menempati posisi sebagai Senior Manager Akuntansi Keuangan agar terus mengikuti perkembangan system tata kelola keuangan perusahaan. Sedangkan bagi Pengawas Bidang Keuangan dalam melakukan audit tidak hanya sebagai “Wacth Dog” tetapi bertindak sebagai mitra dan konsultan yang bisa memberikan nilai tambah dalam peningkatan operasi perusahaan.

“Bagi Asisten Sekretaris Perusahaan Bidang Kelembagaan dan Humas bisa menjaga dan meningkatkan citra perusahaan serta menjaga hubungan baik dengan pihak legislative dan eksekutif serta kepada para wartawan, “ungkap beliau.
Kemudian untuk Asisten Senior Manager di bidang Keuangan, Operasi, Umum, Pemasaran dan Pengembangan Usaha dikatakan juga agar selalu proaktif, berinisiatif menciptakan ide-ide yang konstruktif.

“Prinsip Good Corporate Governer harus dijunjung tinggi dengan menunjukan etos kerja yang baik dan disiplin, produktif, berinisiatif tinggi, memiliki perhatian dan rasa memiliki terhadap perusahaan,” kata beliau.
(By:Datin Pelindo Nnk)

Laba Rp 200 Miliar


PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Targetkan Laba Rp.200 Miliar


Pertumbuhan kinerja usaha BUMN ini menunjukkan frekuensi pendapatan yang cukup signifikan. Terbukti, laba perusahaan sebelum pajak pada tahun 2007 mencapai Rp. 152 Miliar.

Perolehan laba sebesar itu bisa dibanggakan, karena menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya.
“Perolehan laba itu meningkat jika disbanding dengan tahun 2006 yang sebesar Rp. 206 Miliar. Jadi perolehan pendapatan dan laba masing-masing naik sekitar 18,33%,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV DJarwo Surjanto, pada pembukaan Diklat Teknis Bidang Operasional tingkat Dasar Angkatan II belum lama ini di Makassar.
Lebih jauh diungkapkan, pencapaian kinerja perusahaan merupakan kontribusi dan kerja keras manajemen yang mengupayakan peningkatan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.

“PT Pelabuhan Indonesia IV pada tahun 2007 sampai 2011 dicanangkan sebagai masa pengembangan dan pertumbuhan. Karena itu perlunya membangun tekad dan kerja keras untuk menjadikan perusahaan ini semakin besar, semakin sehat dan baik, “kuncinya adalah semangat, kebersamaan, kerja keras yang terarah dan kejujuran,” paparnya.

Sebelum tahun 2002 sampai 2006 disebutkan sebagai masa konsolidasi dan stabilisasi. Pada masa itu hasil yang patut dicatat bagi BUMN ini yaitu memprakasai individual port tariff, yang berjalan mulus dan menjadi contoh bagi pelabuhan lain.
Kemudian meyakinkan pemakai jasa untuk pemanfaatan Terminal Petikemas Makassar, dari pangsa sekitar 20% hingga mencapai pangsa 100%. Perusahaan juga berhasil menyelesaikan hutang dengan mengangsur kepada Islamic Development Bank sebesar Rp. 50 Miliar pertahun hingga lunas.
Beberapa diantaranya menambah dan meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memberikan tunjangan cuti dan hari raya yang rata-rata 100%, “ pada periode ini Pelindo IV telah mencapai hasil yang cukup memuaskan,” tandasnya.

Terkait rancangan Undang-Undang Pelayaran Nomor 21 tahun 1992, sempat dijelaskan bahwa dengan Undang-Undang tersebut menandakan masuknya era liberalrisasi. Bisnis kepelabuhanan akan berubah. Pesaing dipastikan bakal banyak, sebab kesempatan untuk mengelola pelabuhan terbuka luas, baik itu BUMN, BUMD, Swasta bahkan Koperasi akan ikut bersaing. Oleh karena itu menghadapi era liberalrisasi Pelabuhan IV akan terus meningkatkan sumber daya manusianya, “ Ada tiga syarat utama kualifikasi sumber daya manusia yang perlu dimiliki untuk meraih target menghadapi era liberalrisasi itu”, kata beliau.
Ke tiga syarat itu adalah :
1. Kompeten dan mempunyai keahlian di bidang tugasnya
2. Memiliki kemampuan manajerial untuk memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif
3. Memiliki moral, akhlak yang baik, jujur, kerja keras dan motivasi serta dapat menciptakan inovasi baru bagi perusahaan.
“ Kami melakukan diklat untuk mencapai hal tersebut diatas,” ujar beliau.

Target Laba Naik
Sementara itu Direktur Keuangan Mulyono, menyebutkan PT Pelabuhan Indonesia IV memasang target laba sebesar Rp. 200 Miliar.
“ Target sebesar itu, berdasarkan pada tariff-tarif yang sudah berjalan, tanpa adanya kenaikan tarif. Sumbernya bisa dari peningkatan usaha lain. Tetapi jika terjadi kenaikan tariff, maka target laba bisa lebih besar lagi pencapaiannya, “ harap Mulyono.

Dikatakan juga, sumber pendapatan didominasi dari pelayanan kapal sekitar 31% dan petikemas 26% bersumber dari pelayanan usaha lainnya.

Berdasarkan data, tahun 2007 PT Pelabuhan Indonesia IV mencatat pendapatan sebelum audit sebesar Rp. 540,9 Miliar, atau mencapai 122,80% dari target RKAP, sehingga atau meningkat 124,16% dari pendapatan tahun sebelumnya (2006). Pencapaian pendapatan tersebut, sangat baik, karena biaya operasional Rp. 389,1 Miliar sehingga laba dapat diraih sebelum pajak sebesar Rp. 151,9 Miliar atau terealisir 132% diatas target RKAP atau 147,6% diatas laba tahun sebelumnya (2006).
(By:Datin Pelindo Nunukan)

Senin, 09 Juni 2008


Memaksimalkan Pekerjaan Membuahkan Hasil Baik

Dalam susunan direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dia masih tergolong muda, tak heran kalau dikalangan Direksi dia dianggap “orang kesayangan”.

Siapa yang tak kenal Max K Lumempouw di lingkungan Pelindo IV, ia sering sering disapa dengan sebutan pak Max, dia adalah Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha.

Pria kelahiran Biak 19 September 1963 ini menganggap bahwa semua pekerjaan itu sama saja yang penting mau dan serius untuk mengerjakannya.

“Yang jelas, bekerja harus semaksimal mungkin, karena pada akhirnya menciptakan hasil yang terbaik,” kata bapak dari 3 orang anak ini.

Telah banyak yang dia kerjakan untuk membawa perusahaan “plat merah” untuk maju. Booleh dikata Pelabuhan IV saat ini mengalami perubahan perkembangan yang semakin maju.

“Perusahaan kami telah mengalami kemajuan yang menurut saya itu suatu yang baik, ini karena kinerja Direksi dan karyawan Pelindo secara bersama membangun perusahaan ini,” katanya.

Bersama Direksi lain ia juga termasuk dalam pelaksanaan pembangunan proyek pelabuhan yang cukup besar di Palaran Samarinda. Apalagi ia yang menandatangani prasasti saat peresmian terminal petikemas Palaran itu.

Mungkin pengalaman yang cukup berharga baginya. Namun keinginannya untuk mengembangkan usaha bagi perusahaan BUMN telah menjadi tanggung jawabnya sesuai jabatan yang diembannya.

Pekerjaan yang masih menunggu adalah proyek pengembangan pelabuhan Kariangau yang sudah memasuki tahap kesepakatan.

“Saya berharap tahun 2008 ini pembangunan tahap awal sudah bisa berjalan,” harapnya.

Karirnya terbilang cukup cepat menanjak, meski harus “keliling” dahulu. Sejak tahun 1993 dia telah menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan Pelabuhan Perum Pelabuhan IV Makassar, kemudian tahun 1995 menjabat Kepala Divisi Teknik PT. Pelindo IV Cabang Samarinda.

Sampai tahun 2000 dia dimutasi ke Bitung sebagai Kepala Divisi Teknik hingga tahun 2002, dipromosikan ke kantor pusat sebagai Senior Manager Pemasaran dan Pengembangan Usaha.

Ditengah perjalanannya sebagai Senior Manager, Kementrian BUMN membentuk program SDM unggulan, alhasil ia termasuk karyawan yang lulus tes sebagai SDM unggulan.

Saat menjabat Senior Manager umurnya 38 tahun tergolong paling muda untuk jabatan tersebut. Waktu pun berjalan, saat kementrian BUMN membuka program calon Direksi, dia tak pernah menyangka akan diikutkan untuk ikut tes kepatutan dan kelayakan sebagai calon Direksi. Sebanyak 10 peserta yang diikutkan dari Pelindo IV alhasil ia salah satunya yang lulus dan diangkat sebagai Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV.

Dia mengakui dari segi umur tergolong masih muda diantara Direksi lain. “Saya tidak menyangka dengan umur saya yang masih muda bisa lulus tes, padahal masih banyak yang lebih senior dari saya, tapi saya tetap bersyukur bisa diberi kepercayaan begini,” ujarnya sambil tersemun.Beberapa tugas yang telah diselesaikan diantaranya sebagai Supervisi proyek pinjaman ADB (Asia Development Bank) the eight port project untuk Balikpapan dan The Ninth Project pada 6 cabang Pelabuhan Indonesia IV, kemudian ia pernah sebagai Koordinator Proyek Pinjaman ADB Pembangunan Pelabuhan Pare-pare dan Pelabuhan Kampung Baru Balikpapan. Dirinya pun sempat menerima penghargaan tanda kehormatan Satyalencana Wira Karya dari Presiden RI pada tahun 2005. (By:Datin Pelindo Nnk)

Tahun 2008 Pelabuhan IV Merekrut 255 Pegawai


PELABUHAN IV MEREKRUT 255 PEGAWAI

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), akan menambah jumlah karyawannya sebanyak 255 orang. Penambahan itu untuk mengimbangi kebutuhan karyawan di sejumlah tempat yang ada di lingkungan kerja, sehubungan adanya karyawan yang pension, dan meningkatkan tugas di salah satu tempat.

Saat ini penerimaan pegawai baru memasuki tahap-tahap akhir. Setelah berlangsung psikotes, nantinya, masih akan dilakukan beberapa tes lagi. Jumlah pegawai akan diterima berasal dari jenjang tingkat Diploma sampai Strata Satu.

Jumlah tersebut hanya 10 persen dari jumlah pendaftar 3000 orang yang akan diterima.

“Peminat masuk sebenarnya cukup tinggi, sehingga seleksi dilakukan secara ketat, sehingga yang berhasil lulus tes, merupakan hasil yang terbaik,” kata Direktur Personalia dan Umum A. Edy Hidayat N.

Dalam penyeleksian calon karyawan PT Pelabuhan Indonesia IV bekerjasama dengan independen yang berada di Makassar, mulai dari pendaftaran, seleksi adminitrasi sampai pada pelaksanaan tes.

“Dalam waktu dekat hasil psikotes sudah bisa diketahui,” kata Edy Hidayat tanpa menyebutkan waktu pengumumannya.

Setelah pengumuman psikotes, tambah Edy Hidayat, masih berlanjut ke tahapan tes wawancara dan tes kesehatan. Pegawai yang dibutuhkan meliputi bidang ekonomi, akuntansi, komputer, dan tata laksana yang pendidikannya diatas SLTA.

Dijelaskan juga, proses seleksi lebih pada pengkhususan bidangnya, “misalkan mereka lulusan hukum maka tesnya masalah hukum juga,” katanya.

Perekrutrannya dilakukan di beberapa Cabang Pelabuhan IV kawasannya luas, jadi pihak manajemen tidak bisa melakukan perekrutan terpusat di Makassar. Hal itu untuk menepis adanya anggapan bahwa yang mengikuti tes hanya di Makassar sekitarnya.

“Karena itu kami inginkan dari semua daerah di timur Indonesia bisa bekerja di Pelabuhan,” jelasnya.

“Contoh kalau ada peserta dari Pelabuhan Nunukan, mereka diserahkan mendaftar di Pelabuhan Tarakan untuk dites, jadi kami menunjuk salah satu cabang pelabuhan untuk mencover di sekitarnya,” tambahnya.

Untuk bidang kepelabuhanan dibutuhkan sebanyak 24 orang, 19 diantaranya, pihak Pelabuhan IV langsung meminta Politeknik Ilmu Pelayaran untuk dipekerjakan sebagai pegawai di Pelabuhan IV.

“Rencananya ke 255 orang yang bakal direkrut oleh managemen, akan ditempatkan diseluruh cabang PT Pelabuhan IV,” jelasnya.
(By : Datin Pelindo Nnk)